Mengenal Mitos Gunung Merapi Terletak Di Jogja
Gunung Merapi di perbatasan Jogja dan Jateng memiliki mitos yang masih di percaya hingga sekarang. Mitos tersebut menyertai sejarah dan perkembangan kehidupan penduduk lebih kurang Gunung Merapi.
Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi yang paling di kenal penduduk Indonesia gara-gara sifatnya yang terlalu aktif. Gunung yang memiliki tinggi 2.968 mdpl ini sering mengeluarkan asap yang mengundang kesan seram dan menakutkan.
Selain di kenal sebagai gunung teraktif, Gunung Merapi terhitung di kenal gara-gara memiliki sejumlah mitos yang dipercayai oleh penduduk secara turun-temurun. Baik tentang asal-usul maupun cerita mistis, mitos-mitos tersebut menyertai sejarah keberadaan Gunung Merapi hingga sekarang.
Simak mitos-mitos yang ada di Gunung Merapi Jogja tersebut ini yang di kutip berasal dari buku ‘Penanganan lahan Merapi Pasca Erupsi Antara Berkah dan Musibah’ (2019) oleh Beny Harjadi dkk.
Mitos Gunung Merapi Penyeimbang Pulau Jawa
Asal-usul Gunung Merapi di percaya di bikin untuk menyeimbangkan gunung-gunung yang ada di Jawa Barat, gara-gara Pulau Jawa di percaya dapat miring ke barat dan tenggelam sebagian. Pembuatan Gunung Merapi di tunaikan bersama dengan memindahkan suatu gunung ke tengah Pulau Jawa.
Gunung yang di pindahkan tersebut bernama Gunung Jamurdipa. Gunung tersebut di huni oleh dua empu pembuat keris yakni Empu Permadi dan Empu Rama. Para empu mengizinkan gunung tersebut di pindahkan para dewa jika keris yang di buatnya di atas gunung telah selesai.
Namun para dewa tidak sabar supaya sementara keris baru 1/2 jadi, gunung beserta keris di pindahkan oleh para dewa ke tengah-tengah Pulau Jawa. Sehingga tungku perapian si empu hingga sekarang jadi kaldera yang mengeluarkan api terus-menerus dan jika kerisnya ber goyang maka dapat berlangsung erupsi.
Karena tungku yang terus-menerus mengeluarkan api dan selamanya mengeluarkan lahar api, maka gunung tersebut di sebut sebagai Gunung Merapi.
Keraton Merapi
Gunung Merapi di percaya penduduk memiliki kerajaan gaib yang sering di sebut sebagai Keraton Merapi. Kerajaan gaib ini di percayai telah ada sejak zaman Kerajaan Mataram namun di huni dan di kendalikan oleh bangsa jin.
Pada jaman lalu, Keraton Merapi di kenal memiliki jalinan yang dekat dan erat bersama dengan Keraton Mataram. Keraton Merapi apalagi di percaya dulu menopang pasukan Kerajaan Mataram untuk memenangkan perang bersama dengan meletuskan Gunung Merapi.
Sama seperti keraton terhadap umumnya, Keraton Merapi terhitung di percayai memiliki sejumlah tokoh yang namanya cukup terkenal bagi penduduk di lebih kurang Merapi. Tokoh-tokoh tersebut memiliki tugas masing-masing yang melindungi keberadaan Gunung Merapi pada lain Eyang Merapi, Eyang Sapu Jagad, Eyang Megantara, Eyang Antaboga, Kyai Petruk, Kyai Sapu Angin, Kyai Wola Wali, Nyi Gadung Melati, dan Kartadimejo.
Pasar Bubrah adalah mitos paling terkenal yang ada di Gunung Merapi. Pasar Bubrah sendiri adalah sebutan untuk pasar gaib yang berada di sebuah punggung bukit dekat kawah Merapi.
Lokasinya yang datar dan di dominasi batuan menjadikan lokasi ini area favorit para pendaki untuk beristirahat, bermalam, dan tunggu matahari terbit. Mitos Pasar Bubrah lahir berasal dari cerita penduduk dan pendaki yang bermalam di area ini.
Pada malam hari, orang-orang yang beristirahat di area tersebut kebanyakan mendengar suara riuh seperti pasar. Banyak yang yakin bahwa lokasi tersebut adalah pasar besar Keraton Merapi. Batu-batu besar yang ada di sana di akui sebagai manifestasi berasal dari warung, meja, dan kursi milik makhluk halus.