Tahun Lalu Industri Otomotif Sumbang Rp 260,9 Triliun ke GDP Indonesia
Tahun Lalu Industri Otomotif Sumbang Rp 260,9 Triliun ke GDP Indonesia
Kementerian Perindustrian RI mengusulkan terhadap Kementerian Keuangan untuk berkenaan pajak 0 persen penjualan mobil baru sampai akhir tahun ini.
Usulan ini disampaikan agar industri otomotif di Indonesia mampu cepat pulih saat pandemi, akibat penjualan mobil terpuruk sampai 40 persen berasal dari tahun lalu.
Usulan ini pasti tidak enteng bagi Kementerian Keuangan RI. Bendahara negara ini wajib memikirkan masak-masak, misalnya mengamini usulan ini, khususnya potensi kehilangan penghasilan negara berasal dari pajak kendaraan bermotor. Apalagi saat pandemi Covid-19, pemerintah perlu dana ekstra untuk melawan penyebaran virus baru corona ini.
Saat ini kendaraan bermotor dipungut lebih dari satu pajak di tingkat rtp hilir, seperti pajak bertambahnya nilai (PPN) 10 persen, pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) 12,5 persen, dan pajak kendaraan bermotor (PKB) 2,5 persen. Dua komponen pajak terakhir masuk ke kantong pemerintah daerah.
Sejak dibangun terhadap th. 1970-an, industri otomotif merupakan salah satu industri yang besar di republik ini terutama kontribusinya terhadap ekonomi nasional.
Berikut ini deskripsi industri otomotif di Indonesia yang sedang terpuruk selagi pandemi, yang kita rangkum dari information Gabungan Industrik Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo):
1. Kontribusi industri otomotif terhadap perekonomian nasional (GDP) 1,76 persen atau setara Rp 260,9 triliun terhadap th. lalu. Salah satu kontribusi ini berkunjung dari pajak penjualan mobil.
2. Investasi di industri ini termasuk tidaklah kecil. Investasi asing langsungnya tercatat Rp 13 triliun, namun investasi domestik Rp 1,8 triliun.
3. Industri otomotif masuk kelompok 10 besar investasi asing segera (FDI) di Indonesia. Pada th. lalu, nilainya capai US$ 1 miliar bersama dengan investor paling atas dari Jepang, Singapura, dan China.